Semoga bisa jadi renungan untuk Ibu-ibu yg punya anak kecil (meskipun sy sendiri belum punya anak ya) tapi saya merasa kasihan dan miris setiap kali ada Ibu-ibu yg hampir tiap hari "doyan" memarahi anak, yg menurut saya caranya berlebihan.
Oke, di satu sisi memang "memarahi" anak *yg tentu dalam batas wajar*, ini juga sebagai bentuk mendidik anak supaya dia tau bagaimana berperilaku yg benar, karena memang pada dasarnya pendidikan pertama seorang anak itu dari lingkungan keluarga.
tapi di sisi lain, ketika para ibu-ibu ini memarahi anak dengan cara yg berlebihan, bahkan sampai ke arah kekerasan dalam bentuk perilaku, yg kalo kata Pak Ericson krisis perkembangan anak umur segitu bisa mengembangkan rasa inisiatifnya atau justru malah mengembangkan rasa bersalah dengan dirinya sendiri (initiative vs guilt).
Maka, ketika seorang Ibu memarahi anak dengan cara yg berlebihan, hal tersebut bs jadi akan membuat si anak merasa bersalah. Dan jika hal itu terus menerus terjadi, bukan tidak mungkin anak tsb akan tumbuh menjadi anak yg selalu diliputi perasaan gelisah karena merasa tidak dimengerti. Bisa dibayangkan jika hal itu terjadi?
Saya bukan bermaksud menggurui, hanya sedikit berpesan untuk para Ibu-ibu di luar sana. Ingat lho Bu, kekerasan itu bentuknya tidak hanya berupa tindakan aja, melainkan juga bentuk verbal. Dan kekerasan itu bukan solusi yg "ampuh" untuk membentuk perilaku anak agar sesuai dengan yg ibu atau orangtua harapkan. Stop kekerasan untuk anak dalam bentuk apapun!
Salam,
Nixie Devina Rahmadiani, S.Psi.
---------------------------------
not allowed to copy and paste without permission
copyright by ephemera blog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar